Saturday, April 5, 2008

Film dan Novel


Banyak sekali judul film yang diangkat dari sebuah novel yang fenomenal atau laris dipasaran
atau dikenal juga dengan istilah best seller.
namun jarang aku membaca ssebuah novel yang diangkat dari sebuah judul film yang fenomenal atau film box office.
AADC kayaknya keren tuch klo dijadikan novel atau bisa juga eifel i'm in love :-)
setelah aku melihat film ayat-ayat cinta nyessel banget rasanya!!! faktor utama mungkin karena sudah baca novelnya terlebih dahulu. bahkan beberapa orang yang telah menonton filmnya pun langsung memburu novelnya, membacanya dan mempunyai komentar yang hampir sama dengan kebanyakan orang pada umumnya yaitu
"Bagus Novelnya"!
terlepas dari kontroversi "jeleknya" alur cerita dalam Film ayat2 cinta yang perlu saya komentari adalah :

1. penggambaran tokoh dan pendeskripsian lokasi yang tidak utuh. akibatnya bagi yang sudah membaca novelnya akan menduga2 bahwa setelah adegan ini mestinya seperti ini, dan ternyata yang ada di film tidak seperti yang digambarkan di novel(alur ceritanya terputus-putus)

2. pesan religi yang disampaikan tidak mengena(terlalu singkat).dalam beberapa adegan dan percakapan seolah-olah hanya sekedarnya saja atau ala kadarnya saja, orang sepintas melihat dan mendengarnyapun tidak akan mengerti seperti apa pesan yang mau disampaikan.

Namun sisi positifnya ada juga. paling tidak ada semangat dari dunia perfilman indonesia yang mau mengangkat novel religi yang dijadikan pesan kepada masyarakat. ya masyarakat juga sudah jemu dengan film setan yang menggambarkan kejahiliayah masyarakat kita yang masih menganut hal2 yang berbau klenik, atau sudah muntah melihat sinetron yang menonjolkan materalisme, cinta yang gak jelas juntrungnya dan sinetron2 sampah yang menghiasi layar kaca kita.

Ya mudah-mudahan juga Novel kang abi yang berjudul "Ketika cinta bertasbih" rencananya akan difilmkan lagi nasibnya tidak sama dengan ayat2 cinta. sayang kan kang abi sudah bikin novel keren banget seperti itu ketika difilmkan jauh dari harapan (gak sama ceritanya seperti di novel). aku aja bacanya sampai nangis-nangis :-))


Kesimpulannya mungkin lebih baik gak usah dibikin film kali yach Novel yang laris dipasaran, dikhawatirkan akan "mencemari" pesan dari si pembuat novel. karena membaca novel mempunyai kenikmatan tersendiri jika dibandingkan dengan menonton film. ketika membaca novel kita diajak berimajinasi oleh si empunya novel dengan imajinasi yang tiada batas. dan saya yakin kemampuan orang dalam mendeskripsikan cerita dalam novel berbeda dengan mendeskripsikan cerita dalam skenario film.

No comments: