Friday, August 28, 2009

Mengambil Beberapa Karakter di excel (1)

Dulu ketika kita aku terima data dari user untuk diinput kedalam aplikasi biasanya antara fileld yang ada didalam database dengan field yang ada di user(File Excel), alhasil butuh usaha extra untuk merapihkan agar sesuai dengan database.
Cara konvensional dengan menyamakan header data yang ada di excel dengan yang ada didatabase. Namun cara tersebut sangat tidak efektif, ada cara yang bisa digunakan dan relatif lebih cepat dengan menggunakan fungsi yang ada didalam excel. Berikut saya berikan contoh agar lebih jelasnya :

Misalkan di dalam tabel excel ada table seperti ini


























No Nama Alamat email
1 Casmadi Cirebon casmadi@email.com
2 Sugeng Pemalang sugeng@email.com
3 Wahyu Klaten wahyu@email.com


Kita asumsikan data yang akan kita ambil hanya nama dan alamat emanya saja, maka pada kolom E2 kita berikan rumus / Formula seperti dibawah ini :


="'"&B2&"';'"&D2&"';"

Untuk baris selanjutnya tinggal dicopykan saja rumusnya.
Maka ketika kita enter akan didapatkan record seperti ini :

'Casmadi';'casmadi@email.com';
'Sugeng';'sugeng@email.com';
'Wahyu';'wahyu@email.com';

Record diatas kita pindahkan kedalam text editor anda dan bisa disimpan kedalam bentu *.csv (Comma Separated Value). Record csv setiap fieldnya dipisahkan oleh titik koma.
Alhasil setelah file csv terbentuk, input data dari excel kedalam database pun bukan menjadi kendala yang berarti . Selamat mencoba !!!!

Lanjut ....

Monday, August 24, 2009

Jangan hanya bulannya saja yang puasa

Ketika mengantri tiket kereta di stasiun gambir, seorang bapak-bapak yang didepanku dimarahi petugas tiket hanya gara2 tidak mencantumkan tanggal dan jam keberangkatan, padahal si bapak dengan suara lemah lembut menanyakan ketersediaan tiket. eh petugas dengan suara membentak bilang seperti ini

"Bapak ini gimana sech, lihat sana di layar tanggal dan jamnya masih ada apa tidak yang kosong !!!"
kemudian seorang laki2 dibelakang saya yang kebetulan anggota TNI bilang seperti ini coba petugas yang tadi bilangnya seperti ini

"Maaf Bapak silahkan lihat diisi dahulu tanggal dan jam keberangkatannnya, untuk info jelasnya silahkan lihat di layar" mungkin akan lebih enak didengar.

Mungkin ibu itu sedang tidak puasa kali, pikirku!! tapi setelah kupikir enggak juga, soalnya gak bulan puasa juga memang pelayanan di situ kurang memuaskan, petugasnya gak kooperatif, sedikit kurang cerdas juga(gak bisa ngebedain pukul 06.00 ama 18.00) padahal jelas banget yach? :D

Mungkin gak semua petugas Tiketing kelakuannya seperti itu, tapi paling tidak momen puasa bisa digunakan untuk meredam hawa nafsu, memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelangggan dan bulannya mengumpulkan ibadah sebanyak-banyaknya.

Tapi sepulang dari beli tiket kereta dikantor, secara tidak sengaja saya juga mendengar seorang ibu yang sedang berbicara dengan presdirnya yang kebetulan "Beda kepercayaan" terheran-heran, kok gak biasa-biasanya bicara ibu lembut sekali, sang ibu dengan santai cuma bilang

"Bapak ini kan bulan puasa, jadi gak boleh marah-marah"

Subhanallah, padahal aku tahu sendiri diluar bulan ramadhan ruangan tsb kalau sudah siang ramenya gak ketulungan, tak peduli dengan siapa bicara, tergantung susasana hati aja klo bicara.

Namun paling tidak puasa bisa menjadi Filter untuk lebih banyak berbuat baik,
Lebih banyak menghindari perbuatan buruk, dan yang pasti lebih banyak beribadah.
Jadi di bualan yang penuh puasa ini jangan biarkan bulanNYA aja yang puasa, tetapi
bersama bulan ramadhan kita juga dituntut untuk puasa perbuatan, mata, pikiran serta puasa ucapan.

Lanjut ....

Monday, August 10, 2009

Seringkali aku berkata

Seringkali aku berkata :

Ketika orang memuji milikku bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,
Bahwa mobilku hanya titipan Nya,
Bahwa rumahku hanya titipan Nya,
Bahwa hartaku hanya titipan Nya,
Bahwa putraku hanya titipan Nya..., tetapi...... ..
Seringkali aku berkata :

Ketika orang memuji milikku bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,
Bahwa mobilku hanya titipan Nya,
Bahwa rumahku hanya titipan Nya,
Bahwa hartaku hanya titipan Nya,
Bahwa putraku hanya titipan Nya..., tetapi...... ..

Mengapa Aku Tak Pernah Bertanya :
Mengapa Dia menitipkan padaku ?
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ?

Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini ?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku ?
Mengapa hatiku justru terasa berat ketika titipan itu diminta kembali oleh Nya.

Ketika semua itu diminta kembali kusebut itu sebagai MUSIBAH,
kusebut itu sebagai UJIAN,
kusebut itu sebagai PETAKA,
kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa itu adalah DERITA.

Ketika aku berdoa kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,

Aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil, lebih banyak rumah, lebih banyak popularitas dan kekuasaan
Dan...kutolak sakit,
kutolak kemiskinan,
Seolah... semua derita adalah hukuman bagiku,
Seolah Keadilan dan Kasih Nya harus berjalan seperti matematika.
Aku rajin beribadah maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan nikmat dunia kerap menghampiriku.

Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang dan bukan Kekasih.
Kuminta Dia membalas "Perlakuan Baikku" dan menolak keputusan Nya yang tak sesuai keinginanku.
Ya... Rabbi, padahal tiap hari kuucapkan " Hidup dan Matiku Hanyalah Untuk Beribadah Kepada Mu”

"KETIKA LANGIT DAN BUMI BERSATU, BENCANA DAN KEBERUNTUNGAN SAMA SAJA "

WS. RENDRA

Lanjut ....