Monday, August 10, 2009

Seringkali aku berkata

Seringkali aku berkata :

Ketika orang memuji milikku bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,
Bahwa mobilku hanya titipan Nya,
Bahwa rumahku hanya titipan Nya,
Bahwa hartaku hanya titipan Nya,
Bahwa putraku hanya titipan Nya..., tetapi...... ..
Seringkali aku berkata :

Ketika orang memuji milikku bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,
Bahwa mobilku hanya titipan Nya,
Bahwa rumahku hanya titipan Nya,
Bahwa hartaku hanya titipan Nya,
Bahwa putraku hanya titipan Nya..., tetapi...... ..

Mengapa Aku Tak Pernah Bertanya :
Mengapa Dia menitipkan padaku ?
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ?

Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini ?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku ?
Mengapa hatiku justru terasa berat ketika titipan itu diminta kembali oleh Nya.

Ketika semua itu diminta kembali kusebut itu sebagai MUSIBAH,
kusebut itu sebagai UJIAN,
kusebut itu sebagai PETAKA,
kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa itu adalah DERITA.

Ketika aku berdoa kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,

Aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil, lebih banyak rumah, lebih banyak popularitas dan kekuasaan
Dan...kutolak sakit,
kutolak kemiskinan,
Seolah... semua derita adalah hukuman bagiku,
Seolah Keadilan dan Kasih Nya harus berjalan seperti matematika.
Aku rajin beribadah maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan nikmat dunia kerap menghampiriku.

Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang dan bukan Kekasih.
Kuminta Dia membalas "Perlakuan Baikku" dan menolak keputusan Nya yang tak sesuai keinginanku.
Ya... Rabbi, padahal tiap hari kuucapkan " Hidup dan Matiku Hanyalah Untuk Beribadah Kepada Mu”

"KETIKA LANGIT DAN BUMI BERSATU, BENCANA DAN KEBERUNTUNGAN SAMA SAJA "

WS. RENDRA

1 comment:

AndiDzar said...

Puisinya bagus bgt mba...... DALEM